Jumat, 09 Juli 2010

Cara Mengganti Link Read More Dengan Gambar

Berikut ini langkah-langkah Cara mengganti link read more dengan gambar

  • Langkah 1
Login ke akun Blogger milik anda > ata Letak > Edit HTML. Klik Download Full Template untuk membackup template blog Anda.

Beri tanda centang pada “Expand widget template” kemudian cari kode berikut ini
<b:if cond='data:blog.pageType != &quot;item&quot;'&gt;
<div expr:id='"summary" + data:post.id'><data:post.body/></div>
<script type='text/javascript'>createSummaryAndThumb("summary<data:post.id/>");</script>
<span class='rmlink' style='float:left'><a expr:href='data:post.url'>READ MORE</a></span>
</b:if>
<b:if cond='data:blog.pageType == &quot;item&quot;'><data:post.body/></b:if>

Ganti kode yang berwarna orange dengan kode ini
<a expr:href='data:post.url'><img src=' URL gambar Read More blog Anda '/></a>

  • Langlah 2
Klik Pratinjau. Bagaimana hasilnya? Jika berhasil, klik tombol TERBITKAN ENTRI.
Read more ...

Downloads Packages

Read more ...

Sejarah Linux Slackware

Slackware
Slackware merupakan sistem operasi yang dibuat oleh Patrick Volkerding dari Slackware Linux, Inc. Slackware merupakan salah satu distro awal, dan merupakan yang tertua yang masih dikelola. Tujuan utama Slackware adalah stabilitas dan kemudahan desain, serta menjadi distribusi Linux yang paling mirip Unix.

1.Nama
Nama “Slackware” berasal dari fakta bahwa distribusi ini dimulai sebagai sebuah proyek pihak swasta tanpa komitmen apa-apa. Untuk mencegah proyek ini menjadi terlalu serius pada awalnya, Volkerding memberi nama yang lucu itu, yang kemudian tetap bertahan bahkan setelah Slackware menjadi proyek serius.Kata “Slack” (kendor) di Slackware merujuk pada istilah “Slack” seperti yang digunakan oleh Gereja para SubGenius.

2.Sejarah
Slackware pada awalnya keturunan dari Softlanding Linux System, yang paling populer dari distribusi Linux asli. SLS mendominasi pasar sampai para pengembang membuat keputusan untuk mengganti format executable-nya dari a.out ke ELF. Ini bukan keputusan yang populer di kalangan basis pengguna SLS pada saat itu. Patrick Volkerding meluncurkan versi modifikasi dari SLS, yang dia beri nama Slackware.Rilis pertama Slackware, 1.00, diluncurkan pada tanggal 16 Juli 1993. Berupa sebuah citra 3½” floppy disk yang tersedia melalui FTP.

Pada tahun 1999, Slackware berkali-kali dirilis, mulai dari rilis nomor 4 sampai 7. Hal ini dijelaskan oleh Patrick Volkerding sebagai upaya pemasaran untuk menunjukkan bahwa Slackware adalah sebuah distro Linux yang up-to-date sebagaimana distro-distro lainnya, yang kala itu banyak yang telah melepas nomor 6 (seperti Red Hat yang merilis setiap revisi dari distribusinya dengan kenaikan dari 4.1 ke 5.0 bukan 3.1 ke 3.2 sebagaimana Slackware).Slackware memang memiliki beberapa rilis Beta dalam rentang 6.x, tetapi hal ini tidak dihitung sebagai rilis resmi.

Pada tahun 2005, lingkungan desktop GNOME telah dihapus dari rilis yang akan diluncurkan, dan diserahkan kepada dukungan komunitasnya.Penyingkiran GNOME dianggap oleh sebagian komunitas Linux sebagai tindakan yang menggemparkan karena lingkungan desktop tersebut banyak digunakan di distro-distro Linux. Sebagai balasan, beberapa proyek berbasis komunitas mulai menawarkan distribusi GNOME lengkap untuk Slackware.
Read more ...

Video Instalasi Linux Slackware

Read more ...

Awasi Akses Internet di Warnet dengan Squidview

Bismillah.
Cerita : Layaknya sebuah layanan umum, maka sudah barang tentu ada pihak yg berkewajiban untuk mengatur lalu-lintas layanan tersebut. Bilamana hal ini diabaikan, maka ada satu saat dimana lalu-lintas layanan akan mengalami kerusakan atau gangguan. Demikian juga layanan akses internet.

Secara privasi -atau kepentingan pribadi- mungkin saja hal ini dianggap bertentangan, karena seakan-akan kita mengintip rahasia pengguna. Tetapi dari sisi norma bangsa, agama, budaya, maka kepentingan untuk mengetahui situs apa saja yg diakses oleh pengguna, menjadi sebuah alasan pembenaran. Baiklah kita tidak akan berpanjang-lebar tentang hal tersebut diatas, karena dalam pelaksanaan “toh” sepenuhnya bergantung pada sang admin warnet. Apakah ia akan mengawasi akses pengguna ataupun tidak ?

Catatan : Kita sudah memasang squid di server dg konfigurasi transparent

Langkah-langkah :


A. Memasang dan mengatur konfigurasi Squidview

1).Instalasi aplikasi Squidview -penulis menggunakan versi 0.7-. Silakan unduh disini squidview nya.
#installpkg squidview-0.70-i386-1.tgz

2).Jalankan untuk pertama-kalinya sebagai user.
$squidview (menjalankan via terminal)
Aplikasi ini membutuhkan terminal. Bila kita menginginkan untuk berjalan di xwindow maka jalankan via xterm. Shortcut -pintasan- nya adalah sbb :
$xterm -e squidview

3).Silakan akhiri dengan menekan kombinasi tombol Ctrl-X

4).Dengan langkah ke-3, maka ada sub-dir .squidview di /home/user

a) Selanjutnya kita akan melakukan edit beberapa file didalamnya. Gunakan editor favorit anda.
$vi .squidview/aliases (atau)
$mc -e .squidview/aliases

b) Isi file tersebut dengan nama alias dari PC client. Contoh :
ilho 192.168.0.1
rusdin 192.168.0.2
wawan 192.168.0.3
sigit 192.168.0.4


c) Arahkan log.1, log.2, log.3 ke file log milik squid.
$ln -s /var/lib/squid/logs/access.log log.1
$ln -s /var/lib/squid/logs/access.log log.2
$ln -s /var/lib/squid/logs/access.log log.3


d) Konfigurasi selesai, tinggal memastikan bahwa file log squid tersebut boleh dibaca oleh user. Sebagai root, kita membuat script dgn urutan command berikut :
#cd /etc/cron/monthly
#touch awasi-squid
#vi awasi-squid
(atau) #mc -e awasi-squid

Isikan command berikut :
#/bin/sh
squid -k rotate
chmod 644 /var/lib/squid/logs/access.log

Silakan script tersebut disimpan, lalu jalankan untuk pertama-kali
#/etc/cron.monthly/awasi-squid

B. Menggunakan squidview
1). Jalankan sebagai user.
$squidview (menjalankan via terminal)
Atau dengan xwindow, jalankan via xterm. Shortcut -pintasan- nya adalah sbb :
$xterm -e squidview

2). Squidview otomatis akan memonitor terus kegiatan akses via squid. Bila sudah penuh satu layar, maka bacaan log akan digulung. Untuk operasional nya, silakan simak langkah 3 s/d 6 di bawah ini ...

3). Bila kita ingin menghentikan monitor sementara waktu, tinggal tekan tombol “m”. Hal ini diperlukan untuk dapat membaca log squid secara seksama baris-per-baris, tanpa gangguan layar log yg menggulung. Selanjutnya kita gunakan tombol panah naik-turun untuk memperhatikan log nya. Untuk aktifkan monitor kembali, tekan tombol “m” lagi.

4). Bila kita ingin membaca lengkap baris log, sila tekan tombol “v”. Untuk keluar, tekan tombol “q”.

5). Bila kita ingin mencari info akses, kita bisa gunakan kata kunci. Tekan tombol “f”, lalu ketik kata kunci yg dicari, lalu tekan tombol panah kanan (untuk situs sebelumnya) atau kiri (untuk situs sesudahnya).

6). Bila kita ingin bantuan command, tinggal tekan tombol “h”. Untuk keluar dari bantuan, tekan tombol “q”. Untuk keluar dari squidview, tekan kombinasi tombol “Ctrl-X”.

Oke, selamat mengawasi User

Sumber : slackycml
Read more ...

CSV to mySQL on Slackware

load data infile '/path/dimana/file/csv/disimpan' into table nama_tabel;
Read more ...

Mengubah Nama Tabel di Mysql

Perintah :

ALTER TABLE [nama_tabel_lama] RENAME TO [nama_tabel_baru] ;

Example :

ALTER TABLE bps_prt_bantaeng_07 RENAME TO pbs_prt_bantaeng;
Read more ...

Backup n Restore Database MySQL on Slackware

Backup Database

Sysntax :

mysqldump --add-drop-table -u user --password=mypassword database> backup.sql

Keterangan :

user = username komputer
mypassword = password myslql
database = nama database
backup.sql = nama file backup (terserah asalkan jangan sampai lupa menambahkan extensi ".sql"

Example :

mysqldump --add-drop-table -u ilham --password=keuangan keuangan_daerah> backup.sql

Restore Database

Syntax :

mysql -u user -p -Ddatabase --password=mypassword

Keterangan :

user = username komputer
mypassword = password myslql
database = nama database
backup.sql = nama file backup (terserah asalkan jangan sampai lupa menambahkan extensi ".sql"

Example :

mysql -u ilham -p keuangan_daerah --password=keuangan
Read more ...

Install Proxy Server Squid di Linux Slackware

Berikut ini adalah langkah-langkah yang saya lakukan untuk melakukan instalasi proxy server squid:

1. Login sebagai root.

2. Buat direktori /opt/pkg/squid. Direktori ini saya tujukan untuk menyimpan instalasi proxy server squid.

3. Download Paket squid. Fyi, Paket yang saya gunakan saat melakukan instalasi dalam tutorial ini adalah squid-3.0.STABLE20.tar.bz2

4. Ekstrak paket tersebut dengan perintah:

tar xvvjf squid-3.0.STABLE20.tar.bz2

5. Masuk ke direktori squid-3.0.STABLE20:

cd squid-3.0.STABLE20

6. Jalankan configure:

./configure --prefix=/opt/pkg/squid

7. Kemudian dilanjutkan dengan melakukan kompilasi:

make all

8. Langkah terakhir adalah menjalankan perintah:

make install

9. Untuk menjalankan Cache pada squid yang telah terinstall, edit konfigurasi file-nya di:

/opt/pkg/squid/etc/squid.conf

sumber : http://kuntoaji.blogspot.com/2008/12/install-proxy-server-squid-di-linux.html
Read more ...

Simple Squid Configuration Example

Squid
Squid berfungsi sebagai proxy. Salah satu tugas proxy adalah melakukan cache halaman web. Dengan begitu, jika ada client yang melakukan request ke internet, maka yang diakses adalah cache dari proxy tersebut yang berada pada jaringan lokal. Jika tidak ada, maka proxy akan melakukan koneksi ke Internet. Dengan begitu, akan membuat akses ke internet menjadi lebih sedikit dan membuat kita lebih cepat membuka halaman web. Misal, pada saat yang bersamaan ada 10 orang yang ingin mengakses google.com, jika kita memiliki proxy yang telah melakukan cache halaman web google, maka 10 orang tersebut cukup mengakses proxy yang berada pada jaringan lokal. Jika tidak memiliki proxy, maka 10 orang tersebut harus terkoneksi ke internet secara langsung sehingga membuat jaringan menjadi lebih padat.acl manager proto cache_object


Konfigurasi Squid

Untuk membangun server squid, file konfigurasi dari squid dapat ditemukan pada /etc/squid.conf. Untuk melakukan konfigurasi Squid, sangat tergantung topologi jaringan anda. Berikut ini adalah contoh konfigurasi Squid milik server linux slackware saya yang terhubung proxy yang lain untuk terkoneksi ke internet.

acl localhost src 127.0.0.1/32
acl to_localhost dst 127.0.0.0/8

acl localnet src 10.0.0.0/8 # RFC1918 possible internal network
acl localnet src 172.16.0.0/12 # RFC1918 possible internal network
acl localnet src 192.168.0.0/16 # RFC1918 possible internal network
acl lab src 10.14.10.0/24 #tambahan dari saya

acl SSL_ports port 443
acl Safe_ports port 80 # http
acl Safe_ports port 21 # ftp
acl Safe_ports port 443 # https
acl Safe_ports port 70 # gopher
acl Safe_ports port 210 # wais
acl Safe_ports port 1025-65535 # unregistered ports
acl Safe_ports port 280 # http-mgmt
acl Safe_ports port 488 # gss-http
acl Safe_ports port 591 # filemaker
acl Safe_ports port 777 # multiling http
acl CONNECT method CONNECT

http_access allow manager localhost
http_access deny manager
http_access deny !Safe_ports
http_access deny CONNECT !SSL_ports
http_access allow localnet
http_access allow lab
icp_access allow localnet
icp_access allow lab
icp_access deny all

htcp_access allow localnet
htcp_access allow lab
htcp_access deny all
http_port 7070

cache_peer 172.16.1.1 parent 8080 0 no-query proxy-only
access_log /opt/pkg/squid//var/logs/access.log squid

refresh_pattern ^ftp: 1440 20% 10080
refresh_pattern ^gopher: 1440 0% 1440
refresh_pattern (cgi-bin|\?) 0 0% 0
refresh_pattern . 0 20% 4320

connect_timeout 3 minute
peer_connect_timeout 30 seconds
request_timeout 3 minutes
client_lifetime 1 day

cache_effective_user squid
cache_effective_user squid
visible_hostname aji.slacky.id-^-akulahaji.blogspot.com

dns_retransmit_interval 15 seconds
dns_timeout 5 minutes
dns_nameservers 10.14.203.7
cachemgr_passwd mypassword shutdown

client_db on
refresh_all_ims off
retry_on_error on
uri_whitespace strip

coredump_dir /opt/pkg/squid//var/cache
high_memory_warning 1 KB

Setelah konfigurasi selesai, jalankan perintah berikut untuk mengecek konfigurasi server squid:

squid -k parse

Kemudian jalankan perintah berikut untuk tidak melakukan inisialisasi server squid:

squid -z

Jika suatu saat anda melakukan konfigurasi ulang konfigurasi squid, jalankan perintah berikut untuk meng-update server squid:

squid -k reconfigure

update:

Maaf, karena terlalu banyak, saya tidak menyertakan keterangan terhadap konfigurasi squid. Keterangan dapat dibaca pada file squid.conf

sumber : kuntoaji.blogspot.com
Read more ...

Contoh Firewall iptables

Menghapus rule iptables
# iptables -t nat -F

Eneble IP Forwarding
# echo 1 > /proc/sys/net/ipv4/ip_forward

Enable IP Masquerade
# iptables -t nat -A POSTROUTING -s 192.168.5.0/24 -o eth1 -j MASQUERADE

iptables REDIRECT to localhost
# iptables -t nat -A PREROUTING -p tcp --dport 80 -i eth2 -j DNAT --to 192.168.5.1
Read more ...

Install Slackware/Linux Via NFS dan Network Booting

Kebutuhan pada sisi server:

  • servis yang mengerti dan menangani protocol BOOTP, dislackware, kita bisa memanfaatkan dhcpd.
  • servis untuk menangani pengunduhan (download) kode bootstrap oleh client (TFTP server). Slackware sudah disertakan tftp server.
  • NFS server. ini juga udah disediain ama slackware

  • Jadi sebutulnya udah gak butuh apa di server, cukup slackware distro aja (gw make versi 13.0).

    Kebutuhan pada sisi client:

  • Kartu jaringan dengan firmware PXE
  • Bios yang bolehin booting dengan kartu jaringan

  • Nah sekarang tinggal setting server dhcp, tftp, dan NFS di sisi server serta menyiapkan file-file yang dibutuhkan untukk booting dan install slackware di sisi client. tapi sebelumnya, supaya gampang baca tulisan setelah ini, saya kasih asumsi:

  • IP pada jaringan berada antara 192.168.0.1 sampai 192.168.0.254
  • semua server ada di laptop Gw, dan memiliki alamat IP 192.168.0.1
  • DNS domainnya, gw pake “my.lan”
  • Direktori penyimpanan file-file paket slackware di “/mirror/slackware”
  • Direktori penyimpanan file-file yang dibutuhkan untuk booting untuk TFTP server di /tftpboot/slackware-13.0


  • Setting DHCP server

    Untuk menyetting DHCP server, diperlukan perubahan pada file /etc/dhcpd.conf. untuk mempermudahnya sya langsung salin dhcpd.conf di README_PXE.TXT ke direktori /etc. saya menggunakan sample pertama (karena tidak ada client selain yang akan diinstall):

    # dhcpd.conf
    #
    # Configuration file for ISC dhcpd
    #
    # If this DHCP server is the official DHCP server for the local
    # network, the authoritative directive should be uncommented.
    authoritative;
    ddns-update-style none;

    # Allow bootp requests

    allow bootp;

    # Point to the TFTP server:
    next-server 192.168.0.1;

    # Default lease is 1 week (604800 sec.)
    default-lease-time 604800;
    # Max lease is 4 weeks (2419200 sec.)
    max-lease-time 2419200;

    subnet 192.168.0.0 netmask 255.255.255.0 {
    option domain-name "my.lan";
    option broadcast-address 192.168.0.255;
    option subnet-mask 255.255.255.0;
    option domain-name-servers 192.168.0.1;
    option routers 192.168.0.10;
    range dynamic-bootp 192.168.0.50 192.168.0.100;
    use-host-decl-names on;
    if substring (option vendor-class-identifier, 0, 9) = "PXEClient" {
    filename "/slackware-12.0/pxelinux.0";
    }

    }

    Penjelasan :

    # Allow bootp requests
    allow bootp;

    Dibutuhkan untuk menangani protocol BOOTP (booting via network)

    if substring (option vendor-class-identifier, 0, 9) = "PXEClient" {
    filename "/slackware-13.0/pxelinux.0";}

    Dibutuhkan untuk menentukan letak file yang dibutuhkan untuk booting (/slackware-13.0/pxelinux.0)

    Setting TFTP server

    Untuk meload daemon TFTP dan menentukan tftp_root ke /tftpboot diperlukan untuk meng-uncomment seting tftp pada file /etc/inetd.conf, yaitu baris

    tftp dgram udp wait root /usr/sbin/in.tftpd in.tftpd -v -s /tftpboot -r blksize

    dan me-restart rc.inetd

    sh /etc/rc.d/rc.inetd restart

    Setting NFS server

    untuk men-share folder dengan NFS kita perlu menambahkan baris pada file /etc/exports.

    /mirror/slackware 192.168.0.0/24(ro,sync,insecure,all_squash)

    dan merestart rc.nfsd

    sh /etc/rc.d/rc.nfsd restart

    Setting File-file PXELinux

    Agar Client bisa booting maka diperlukan beberapa file. File-file itu telah disertakan pada cd installan slackware dan untuk file pxelinuxnya bisa diambil di /usr/lib/syslinux/pxelinux.0, cukup salin file-file itu ke direktori tftp root (/tftpboot).

    cp /usr/lib/syslinux/pxelinux.0 /tftpboot/slackware-13.0/
    cp /mirror/slackware/isolinux/message.txt /tftpboot/slackware-13.0/
    cp /mirror/slackware/isolinux/f2.txt /tftpboot/slackware-13.0/
    cp /mirror/slackware/usb-and-pxe-installers/initrd.img /tftpboot/slackware-13.0/
    cp /mirror/slackware/usb-and-pxe-installers/pxelinux.cfg_default /tftpboot/slackware-13.0/pxelinux.cfg/default
    cp -a /mirror/slackware/kernels /tftpboot/slackware-13.0/

    Kalo udah, kita bisa mulai….
    Memulai booting via network. Pada intinya, tinggal booting dengan network dari
    client. Tapi setiap PC/laptop caranya berbeda-beda. Secara garis besar, yang perlu dilakukan adalah meng-enable pilihan booting dari network (biasanya ada di bios) dan memilih booting pertama kali dari network (bisa ditentukan dari urutan boot priority di bios atau shrtcut tertentu). Pada laptop temen saya, saya cukup booting seperti biasa, lalu tekan CTRL+[kursor kanan] lalu pilih booting dari network, dan pilih PXE (di dynabook di perbolehkan menggunakan PXE ataupun EPX)

    setelah bisa login… load module kartu jaringannya. Cukup jalankan perintah “network”, kalo gak kedetect (gak berhasil kedetect) maaf sekali… anda belum beruntung.

    Kalo sudah ke load, kartu jaringannya, kita lakukan install slackware seprti biasa…. ketik “setup”.
    Saat diminta menetukan source installan maka pilih NFS dan settingannya:

    IP anda : 192.168.0.111 (apaan aja deh)
    netmask: 255.255.255.0
    gateway: 192.168.0.10
    NFS server: 192.168.0.1
    direktori Slackware di NFS server: /mirror/slackware

    tinggal pilih paket-paket yang mau diinstall, dan setting-setting yang diperluin.

    Sebetul sampai sini dah selesai, tapi ternyata gw punya masalah baru, LILO nya gak bisa keinstall. Tapi masalah ini sudah bisa saya selesaikan, tapi WinXP temen saya gak bisa boot lagi.

    untuk masalah kedua saya sedang mengusahakan, kemungkinan menggunakan PXE juga untuk re-install windows (biar bisa repair), dan akan saya posting lagi lain waktu (dah kepanjangan sih… ini aja setengah hari ngetiknya) termasuk masalah menginstal LILO. Kedua masalah ini muncul karena kesalahan teman saya menyiapkan partisi harddisknya… udah ah… nanti aja lanjutin lagi, dah cape nih.

    Read more ...

    Mengatur Jam Server di Linux

    Tips singkat cara mengupdate jam di Linux Anda. Bisa menggunakan perintah date, atau jika terhubung ke Internet bisa disingkronkan dengan NTP server.

    Ubah Manual

    Dengan menggunakan perintah date, Anda bisa mengubah jam server. Caranya ketik perintah date lalu diikuti dengan bulan tanggal jam dan menit (format MMDDhhmm).

    Contoh, ingin mengubah jam server Anda menjadi bulan 11 Juli, jam 16:30. MM kita isi dengan 07 (bulan ke tujuh), DD kita isi dengan 11 (tanggal 11), dan hh kita isi dengan 16 (jam 16), dan mm kita isi dengan 30 (menit ke 30).

    date 07111630


    Bagaimana kalau beda jamnya sampai beda tahun? Sama seperti tadi, cuma diujung tambahkan dua digit tahun. ketikkan date lalu diikuti MMDDhhmmYY.

    Misal, kita ingin mengubah jadi 11 Juli 2009, jam 16:30

    date 0711163009

    Mensinkronkan dengan NTP server

    Jika server Anda terkoneksi ke Internet, cara paling mudah adalah dengan mensinkronkan dengan NTP server. Instal terlebih dahulu paket ntpdate.

    apt-get install ntpdate

    Setelah itu sinkronkan dengan NTP server yang Anda pilih. Misal,

    ntpdate id.pool.ntp.org

    Jam server selalu telat 7 jam setelah server di restart

    Kemungkinan besar, Anda menset jam di linux ke GMT. Sehingga saat di restart jam BIOS terset ke waktu GMT, jika Anda berada di daerah waktu Indonesia bagian barat, jam Anda berbeda 7 jam dengan jam di GMT.

    Di Ubuntu, coba sunting berkas /etc/default/rcS.

    Cari baris

    UTC=yes

    Lalu ganti menjadi

    UTC=no

    sumber : ngadimin.com

    Read more ...

    Waspadalah, 2010 Virus Facebook Kian Marak

    JAKARTA (Arrahmah.com) – Setidaknya ada dua virus yang mengancam pengguna Facebook di Indonesia. Pengguna disarankan hati-hati, karena serangan virus dengan modus operandi mengeksploitasi Facebok akan makin marak di masa datang.

    Perusahaan antivirus Vaksincom mencermati, saat ini setidaknya ada dua virus yang mengancam pengguna Facebook. Virus itu bukan menyebar di Facebook, tapi memanfaatkan jejaring sosial popular itu untuk menjaring korban dan bertujuan mendapatkan akun FB.

    “Menurut hemat kami, di tahun ini serangan virus dengan modus operandi mengeksploitasi FB akan makin marak seiring makin populernya FB,” kata CEO Vaksincom Alfons Tanuwijaya, di Jakarta.

    Ia menambahkan di dunia virus berlaku hukum pembuat virus akan mengincar sistem operasi atau aplikasi yang paling popular. Hal itu karena korban potensialnya lebih besar.

    Oleh karena itu komputer dengan sistem operasi Microsoft Windows lebih menarik dibuat virusnya dibandingkan Mac OS Leopard atau Linux, karena penggunannya paling banyak. Sementara sistem operasi Windows Mobile atau BlackBerry lebih sedikit mendapat serangan, karena secara de facto market ponsel masih dikuasai oleh sistem operasi Symbian.

    “Saat ini dua virus yang cukup berbahaya dalam mengeksploitasi FB adalah Bredolab dan Zbot,” kata Alfons.

    Bredolab merupakan virus lama yang menyebarkan diri sebagai lampiran e-mail. Sebelumnya, virus ini seolah-olah datang dari DHL. Jika dijalankan, maka virus akan menyebabkan komputer terinfeksi.

    Memanfaatkan Facebook yang popular, pembuat virus mengubah e-mail seakan-akan dari administrator Facebook. Pembuat virus meminta password reset Facebook dan menjalankan satu aplikasi yang isinya program berbahaya.

    “Jika aplikasi itu dijalankan, maka korbannya akan dibuat pusing tujuh keliling. Selain menginfeksi komputer korbannya, virus juga akan meng-download spyware, scareware berupa antivirus palsu, dan menginfeksi lagi komputer korbannya,” kata Alfons.

    Tidak cukup melakukan hal ini, Bredolab juga akan melakukan spam dari komputer korbannya. Akibatnya IP address komputer korban bisa diblok oleh perusahaan blacklist, karena mengirimkan spam dan mengganggu pengiriman e-mail.

    Sedangkan cara penginfeksian virus Zbot lebih canggih. Virus ini tidak mengirimkan diri sebagai lampiran e-mail seperti Bredolab, yang bisa diblok oleh mailserver.

    Virus itu menyebar melalui email phishing, seakan-akan pesan resmi dari Facebook untuk mengubah password. Jika link tersebut diklik, maka ia akan menampilkan situs palsu Facebook yang meminta korbannya memasukkan username dan password.

    Jika dituruti maka username dan password pengguna Facebook akan diketahui oleh pembuat virus. Tidak cukup mencuri password Facebook korbannya, virus ini juga akan memberikan link ke file untuk diunduh yang dikatakan sebagai file update dari Facebook. Jika dijalankan, maka virus akan menginfeksi komputer korbannya dan mengakibatkan komputer itu mengirimkan spam.

    Lalu bahaya terbesar apa yang bisa dialami user?

    Alfons mengatakan tingkat bahaya tergantung dari korbannya. Korban bisa kehilangan akun Facebook dan jika ada nilai ekonomis di akun itu, misalnya data rahasia rekening perbankan maka akan bisa berpindah tangan.

    “Selain itu yang perlu dikhawatirkan adalah bahaya jaringan komputer kantor yang menjadi korban virus ini. Jika komputer mengirimkan spam, maka IP kantor akan di-blacklist sehingga tidak akan bisa mengirimkan email dengan baik, dan seluruh email kantor tersebut akan masuk ke dalam kategori spam. Potensi kerugian ekonominya sangat besar,” ujar Alfons.

    Untuk menghindari virus di Facebook, Alfons mengatakan pengguna komputer harus menggunakan program antivirus yang ter-update. Selain itu ia menyarankan pengguna komputer selalu waspada terhadap pemalsuan situs atau webforging.

    “Jangan mudah percaya link yang diberikan. Khususnya pada saat memasukkan data penting seperti username dan password, sebaiknya perhatikan situs yang dikunjungi dengan seksama,” timpalnya. [inilah.com/arrahmah.com]

    sumber : http://www.arrahmah.com
    Read more ...

    Logical Volume Manager (LVM) dan contoh real penggunaannya

    Artikel ini ditulis berdasarkan pengalaman penulis karena kehabisan space di partisi /home. Dengan menggunakan LVM (Logical Volume Manager) maka kita dapat menggabungkan partisi lainnya ke dalam partisi /home untuk memperbesarnya. Sebelumnya, mari kita bahas dulu mengenai LVM. LVM adalah singkatan dari Logical Volume Manager. Dengan LVM ini pengaturan space dan partisi dalam harddisk menjadi lebih dari sekedar pengertian tradisional device dan partisi yang biasa kita ketahui selama ini. Secara tradisional, kita mengenal harddisk dari device namenya yaitu /dev/hda, /dev/hdb dstnya utk harddisk IDE dan /dev/sda, /dev/sdb dstnya untuk SCSI, dan partisi2nya seperti /dev/hda1, /dev/hda2, /dev/sda1, /dev/sda2 dstnya.
    Tentu ada yang bertanya memangnya apa salahnya dengan pembagian partisi secara tradisional ini? Well, pernah bertanya2 bagaimana schema partisi yang sebaiknya kita pakai di Linux? Tidak jarang pertanyaan ini dijawab dengan kata2 "Pembagian partisi Linux lebih merupakan seni dan pengalaman daripada ilmu pasti". Mengapa begitu? Sebab kalau kita sampai salah mempartisi, dan kemudian ternyata partisi tersebut habis spacenya, maka akan cukup sulit dan memakan waktu untuk membetulkannya.

    Tidak demikian bila kita menggunakan LVM. Dengan LVM, harddisk dibagi2 menjadi beberapa level Volume, yaitu Physical Volume, Volume Group, dan Logical Volume. Terlihat rumit? Jangan khawatir, LVM tidak sesulit yang dibayangkan.

    Physical Volume (PV) adalah seperti arti harafiahnya yaitu partisi yang seperti kita kenal yaitu seperti /dev/hda1, /dev/hda2.
    Volume Group (VG) adalah satu atau gabungan dari beberapa buah Physical Volume.
    Logical Volume (LV) adalah volume2 yang kita buat di dalam Volume Group. LV ini nantinya bisa kita mount sesuai keinginan.

    Sekarang bagaimana penerapannya?
    Penulis baru2 ini menghadapi kendala dimana partisi /dev/hda6 yang di mount ke /home telah semakin sedikit free spacenya. Berikut ini adalah kondisi partisi berikut mount point harddisk saya sebelum LVM:

    Filesystem Size Used Avail Use% Mounted on
    /dev/hda5 6.4G 5.4G 617M 90% /
    /dev/hda6 12G 10G 2G 83% /home
    /dev/hda7 7G 3.1G 3.9G 44% /data
    udev 252M 156K 252M 1% /dev
    /dev/hda1 9.9G 7.8G 2.1G 79% /winc
    /dev/hda2 2.0G 1.6G 397M 81% /wind

    Penulis ingin menggabungkan partisi /dev/hda6 dan /dev/hda7 untuk mount point /home. Bagaimana caranya? Dengan menggunakan LVM tentunya.

    Berikut ini adalah langkah2nya:
    • Backup dahulu data2 yang ada di partisi /dev/hda6 (/home) dan /dev/hda7 (data). Sebab kita harus mengubah jenis partisinya menggunakan fdisk sehingga data2 yang ada di kedua partisi tersebut akan hilang. Dalam hal ini penulis membackupnya ke sebuah external usb harddisk.

    • Setelah kita memastikan bahwa data2 telah di backup. Kita akan mulai mengubah jenis partisinya dari ext3 ke LVM (8e). Tapi sebelumnya kita pindah dahulu ke run level 3.
      init 3

    • Di run level ini kita login sebagai root. Mengapa tidak login sebagai user biasa? Sebab /home akan kita matikan. Kalau kita login sebagai user biasa maka kita tidak dapat meng-umount /home.

    • Umount /home dan /data
      umount /home
      umount /data

    • Kita mulai mengubah partisi. Perhatian. Pastikan benar2 bahwa kita tidak salah memilih partisi yang akan kita ubah. Dan juga pastikan bahwa kita telah membackupnya.
      fdisk /dev/hda

      The number of cylinders for this disk is set to 4864.
      There is nothing wrong with that, but this is larger than 1024,
      and could in certain setups cause problems with:
      1) software that runs at boot time (e.g., old versions of LILO)
      2) booting and partitioning software from other OSs
      (e.g., DOS FDISK, OS/2 FDISK)

      Command (m for help):

      t

      Partition number (1-8): 6
      Hex code (type L to list codes): 8e
      Changed system type of partition 6 to 8e (LVM)

      Ubah lagi untuk hda7

      t

      Partition number (1-8): 7
      Hex code (type L to list codes): 8e
      Changed system type of partition 7 to 8e (LVM)

      Setelah itu kita save:
      w

      The partition table has been altered!
      Calling ioctl() to re-read partition table.
      Syncing disks.

    • Kita akan kembali ke prompt. Kernel menyimpan informasi partisi di memory, yang dibaca pada saat booting. Bila kita tidak ingin melakukan booting ulang, maka kita bisa menggunakan command ini untuk memaksa kernel membaca kembali table partisi:
      partprobe

    • Kita cek apakah sudah benar partisinya:
      fdisk -l /dev/hda

      Disk /dev/hda: 40.0 GB, 40007761920 bytes
      255 heads, 63 sectors/track, 4864 cylinders
      Units = cylinders of 16065 * 512 = 8225280 bytes

      Device Boot Start End Blocks Id System
      /dev/hda1 * 1 1281 10289601 7 HPFS/NTFS
      /dev/hda2 1282 1536 2048287+ b W95 FAT32
      /dev/hda3 1537 4864 26732160 5 Extended
      /dev/hda5 1537 2374 6731203+ 83 Linux
      /dev/hda6 2414 3942 12281661 8e Linux LVM <--- sudah berubah
      /dev/hda7 3943 4864 7405933+ 8e Linux LVM <--- sudah berubah
      /dev/hda8 2375 2413 313236 82 Linux swap / Solaris

    • Kita mulai membuat LVMnya:
      Buat PVnya:
      pvcreate /dev/hda6 /dev/hda7

      Physical volume "/dev/hda6" successfully created
      Physical volume "/dev/hda7" successfully created

      Kita dapat melihat statusnya:
      pvdisplay

      --- Physical volume ---
      PV Name /dev/hda6
      VG Name vghome
      PV Size 11.71 GB / not usable 0
      Allocatable yes (but full)
      PE Size (KByte) 4096
      Total PE 2998
      Free PE 0
      Allocated PE 2998
      PV UUID f9IDtR-6Xmo-Hnvu-Ou4T-77rW-nhM9-chIdqG

      --- Physical volume ---
      PV Name /dev/hda7
      VG Name vghome
      PV Size 7.06 GB / not usable 0
      Allocatable yes (but full)
      PE Size (KByte) 4096
      Total PE 1807
      Free PE 0
      Allocated PE 1807
      PV UUID 2oN8gs-B77y-Ks1I-LDnc-KBYX-faEN-tAbYhF

      Buat VGnya:
      vgcreate vghome /dev/hda6 /dev/hda7

      Volume Group "vghome" successfully created

      Kita dapat melihat statusnya:
      vgdisplay

      --- Volume group ---
      VG Name vghome
      System ID
      Format lvm2
      Metadata Areas 2
      Metadata Sequence No 2
      VG Access read/write
      VG Status resizable
      MAX LV 0
      Cur LV 1
      Open LV 1
      Max PV 0
      Cur PV 2
      Act PV 2
      VG Size 18.77 GB
      PE Size 4.00 MB
      Total PE 4805
      Alloc PE / Size 4805 / 18.77 GB
      Free PE / Size 0 / 0
      VG UUID SB7NBc-aqXR-k32e-2K7T-tji8-Y0Nt-6UiLZ4

      Buat LVnya:
      lvcreate -l 4805 -n lvhome vghome

      Logical Volume "lvhome" successfully created

      Dari mana kita tahu angka 4805 ini? Ia adalah banyaknya PE (Physical Extend) yang ada di dalam suatu VG. Dalam hal ini penulis memutuskan untuk memakai seluruh PE yang ada untuk LV lvhome.

      Kita dapat melihat statusnya:
      lvdisplay

      --- Logical volume ---
      LV Name /dev/vghome/lvhome
      VG Name vghome
      LV UUID Fe4kLr-Xn7R-ewnt-5TZj-4iWl-WIPF-S4qOFo
      LV Write Access read/write
      LV Status available
      # open 1
      LV Size 18.77 GB
      Current LE 4805
      Segments 2
      Allocation inherit
      Read ahead sectors 0
      Block device 253:0

    • Setelah membuat LVnya, kini kita dapat memformatnya. Penulis menggunakan ext3.
      mke2fs -j /dev/vghome/lvhome

      mke2fs 1.38 (30-Jun-2005)
      Filesystem label=
      OS type=Linux
      Block size=4096 (log=2)
      Fragment size=4096 (log=2)
      246432 inodes, 4920320 blocks
      246016 blocks (5%) reserved for the super user
      First data block=0
      151 block groups
      32768 blocks per group, 32768 fragments per group
      16320 inodes per group

      writing inode tables: done
      Creating journal (32768 blocks): done

    • Kemudian jangan lupa kita update file /etc/fstab. Hapus baris /dev/hda6 dan /dev/hda7. Kemudian ganti dengan:
      /dev/vghome/lvhome /home ext3 defaults 1 2

    • Kita pastikan bahwa LVM yang kita buat tersebut dapat berjalan dengan baik dengan cara memboot Linux kita.

    • Setelah boot, coba kita lihat apakah /home telah termount dengan baik, dan juga kita cek free spacenya.
      mount

      /dev/hda5 on / type ext3 (rw,acl,user_xattr)
      proc on /proc type proc (rw)
      sysfs on /sys type sysfs (rw)
      debugfs on /sys/kernel/debug type debugfs (rw)
      udev on /dev type tmpfs (rw)
      devpts on /dev/pts type devpts (rw,mode=0620,gid=5)
      /dev/mapper/vghome-lvhome on /home type ext3 (rw) <--- telah termount dengan baik /dev/hda1 on /winc type ntfs (ro,noexec,nosuid,nodev,gid=100,umask=0002,nls=utf8) /dev/hda2 on /wind type vfat (rw,noexec,nosuid,nodev,gid=100,umask=0002,utf8=true) Juga cek free spacenya: df -h

      Filesystem Size Used Avail Use% Mounted on
      /dev/hda5 6.4G 5.4G 618M 90% /
      udev 252M 164K 252M 1% /dev
      /dev/mapper/vghome-lvhome
      19G 12G 5.8G 68% /home <-- telah menjadi 19GB dan setelah kita copy balik data2 ke /home /dev/hda1 9.9G 7.8G 2.1G 79% /winc /dev/hda2 2.0G 1.6G 397M 81% /wind

    • Bandingkan dengan sebelum LVM:

      Filesystem Size Used Avail Use% Mounted on
      /dev/hda5 6.4G 5.4G 617M 90% /
      /dev/hda6 12G 10G 2G 83% /home
      /dev/hda7 7G 3.1G 3.9G 44% /data
      udev 252M 156K 252M 1% /dev
      /dev/hda1 9.9G 7.8G 2.1G 79% /winc
      /dev/hda2 2.0G 1.6G 397M 81% /wind

    • Selesai deeehhh... Kini kita telah berhasil menggabungkan 2 buah partisi menjadi 1 buah 'partisi' yang lebih besar menggunakan LVM.
    Kesimpulan
    Dengan adanya LVM maka management partisi menjadi lebih fleksible. Kapanpun kita membutuhkan space tambahan di salah satu partisi, kita akan dapat selalu memperbesarnya bila kita menggunakan LVM. Ada beberapa variasi yang dapat kita lakukan, seperti dengan sengaja tidak mengalokasikan beberapa persen dari space harddisk kita agar nanti dapat kita pakai bila ada salah satu partisi membutuhkannya, dll. Dengan adanya LVM kita tidak perlu khawatir lagi di dalam bagaimana mempartisi Linux kita.

    LVM adalah produk yang telah cukup matang. Hal ini dapat kita lihat dimana beberapa distro besar telah menjadikannya default dalam installasinya. Jadi bila kamu akan menginstall Linux, bila memungkinkan gunakanlah LVM.

    Merdeka!
    Ilmu Pengetahuan adalah Milik Umat.

    Sumber : Linux@arinet.org
    Read more ...
    Diberdayakan oleh Blogger.
     

    Comment


    ShoutMix chat widget

    Cari Blog Ini

    Google Search

    Top Friends


    GILA LINUX | Template Ireng Manis © 2010 Free Blogger Template Ajah for DheTemplate.com - New Free Blogger Template Everyday